Total Football Pengertian dan Penelitian Pribadi


Bismillah..
Assalamu'alaikum warohmatulloh! ahlan wa sahlan!

Setelah Vacuum beberapa lama sekali tidak menulis Blog, akhirnya hari ini (04-05-2014) saya kembali memposting kembali tentang Sepakbola Total, atau Total Football. Mungkin sebagian dari anda masih bingung apa dan bagaimana Total Football itu berjalan di lapangan, dan bagaimana organisasi permainanya??
oke..
pada akhirnya saya memahami bagaimana sistem Sepakbola "Total Football" tersebut setelah pengamatan sekian lama (Maaf kalau tidak memuaskan), hehehe... lets check this out!

Apa Itu Total Football

Total Football (Belanda: Total Voetbal) adalah label yang diberikan kepada teori taktis yang terkenal di dunia sepakbola modern, dimana setiap pemain dalam lapangan dapat mengambil alih peran pemain lain dalam tim dan konstan dalam mem-pressure (menekan) lawan meskipun bola masih berada di daerah pertahanan lawan.
Sistem taktik sepakbola ini dipelopori oleh klub sepakbola Belanda, Ajax Amsterdam pada era 1969-1973, dan selanjutnya digunakan oleh Tim Nasional Sepakbola Belanda di Piala Dunia FIFA 1974.  Sistem permainan ini ditemukan oleh Jack Reynolds pria berkebangsaan Inggris yang lalu disempurnakan oleh Rinus Michels yang merupakan bekas pemain asuhan Reynolds.
Dalam Total Football, pemain yang bergerak keluar dari posisinya dalam lapangan maka harus langsung diisi oleh pemain lain dalam timnya, sehingga mempertahankan struktur organisasi formasi dalam lapangan. Dalam sistem yang mengalir ini, tidak ada pemain yang tetap dalam peran nya yang pasti; siapapun berturut-turut dapat memainkan posisi penyerang, gelandang dan bek. Bahkan kiper pun berperan ganda, selain menjaga gawang, kiper harus pandai mengumpan bola kedepan dalam posisi serangan balik atau bertugas sebagai Sweeper (penyapu bola) ketika bek kewalahan menghadapi serangan balik langsung oleh lawan.
Keberhasilan taktis Total Football sangat tergantung pada adaptasi dari setiap pemain dalam lapangan, khususnya kemampuan untuk cepat beralih posisi yang tergantung pada situasi di lapangan. Teori taktis ini membutuhkan pemain yang mampu bermain di beberapa posisi secara visi dan fisik; oleh karenanya, hal ini menuntut teknik tinggi, visi dan fisik yang baik pada diri para pemain di lapangan.

Selama era '65-'74 Ajax Amsterdam memainkan sepakbola terbaik mereka, hingga mereka benar-benar menguasai sepakbola dunia. Rekor kemenangan kandang fantastis pada era '70-an adalah 46 Kemenangan, 0 Draw, dan 0 Kekalahan selama dua musim penuh (1971-1972 dan 1972-1973), hanya satu kekalahan dalam seluruh musim 1971-1972 di semua kompetisi, dan merayakan lima gelar pada tahun 1972 (liga nasional Belanda -Eredivisie-, KNVB Cup, Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub). 3 kali Juara Liga Champions secara berturut-turut pada tahun 1971-'72-'73.
Fondasi awal untuk Total Football diletakkan oleh Jack Reynolds, adalah manajer Ajax pada musim 1915-1925, 1928-1940, dan 1945-1947. Sistem ini dikembangkan lebih lanjut oleh tim nasional sepakbola Hungaria dari tahun 1950-an, di bawah pelatih berpengalaman Gusztav Sebes.
Sebes mendorong pemainnya untuk bisa bermain di segala posisi - Ini adalah ide yang revolusioner kala itu -. Ini adalah bentuk awal dari Total Football. Ferenc Puskas berkomentar, "Ketika kami menyerang, semua orang menyerang, dan dalam pertahanan itu sama. Kami adalah prototipe untuk Total Football.

Rinus Michels, yang bermain di bawah asuhan Jack Reynolds, kemudian terinspirasi oleh sang pionir Sistem Total Football, Michels kemudian melanjutkan untuk menjadi manajer Ajax Amsteram, dirinya menyempurnakan konsep yang dikenal pada hari ini sebagai "Total Football" (Totaal voetbal dalam bahasa Belanda) dan kemudian menjadi fondasi awal sepakbola modern di era sekarang ini, lalu menggunakannya dalam metode pelatihan untuk skuad Ajax dan timnas Belanda pada 1970-an. Lebih lanjut disempurnakan oleh Stefan Kovacs setelah Michels berangkat melatih ke Barcelona pada tahun 1975.
Johan Cruyff adalah pemain paling terkenal, di Ajax, Barcelona, dan Feyenoord Rotterdam. Meskipun Cruyff berposisi sebagai penyerang tengah, namun ia mampu menyisir seluruh lapangan, bermunculan di mana pun dan dia bisa melakukan kerusakan pada setiap lini formasi tim lawan. Rekan Cruyff sendiri harus beradaptasi di sekitar gerakannya, dan harus bersiap beralih posisi sehingga peran taktis dalam tim selalu penuh terisi dengan baik dan kokoh.
Pengisian ruang dan posisi dalam lapangan lalu penciptaan sebuah gerakan tanpa bola adalah inti dari konsep Total Football. Bek Ajax, Barry Hulshoff menjelaskan bagaimana tim yang memenangkan Liga Champions pada tahun 1971, 1972, dan 1973 bekerja untuk keuntungan mereka: "Kami membahas ruang gerak, peralihan posisi, dan gerakan tanpa bola setiap waktu dengan Johan Cruyff dan kami selalu berbicara tentang dimana orang harus mengumpankan bola dan bergerak untuk mengecoh lawan, dimana mereka harus berlari untuk mengisi posisi yang ditinggalkan kawan dan ketika mereka harus diam dalam posisinya untuk bersiaga jika lawan melakukan serangan balik atau kami kehilangan bola, maka kami bisa dengan segera mem-pressure lawan agar bola bisa cepat kembali dikendalikan oleh kami"
Peralihan posisi secara konstan dan Pressure ketat secara konstan hanya terjadi jika kesadaran akan ruang (posisi) itu difahami dengan baik. "Total Football adalah tentang membuat ruang, masuk ke ruang, dan mengorganisir arsitektur ruang seperti di lapangan sepakbola," kata Hulshoff. Sistem ini dikembangkan secara organik dan kolaboratif secara bertahap sejak era Reynolds ke Michels, yang lalu digantikan oleh Stefan Kovacs. Dan sebagai penterjemah di lapangan adalah si pemain serba bisa, Johan Cruyff, si nafas kuda, Johan Neeskens, pemain yang memiliki umpan jarak jauh akurat, van Hanegem, breaker yang bertugas menekan lawan ketika kehilangan bola, Wim Jansen, dua pemain sayap yang lincah menusuk kedalam dan bertukar posisi ketika bertahan, Rep & Rensenbrink, Libero, Arie Haan, Free Back keras namun elegan Wim Rijsbergen, Wing Back Kreatif, Krol dan Suurbier, dan Kiper Pemberani, Jan Jongbloed.
Cruyff menyimpulkan (Total Football) dalam kalam filsafatnya: ".. Sepakbola sederhana adalah yang paling indah, tapi bermain sepakbola sederhana adalah hal yang paling sulit".
Final Liga Champions 1972 terbukti menjadi era terbaik Total Football saat itu. Setelah kemenangan Ajax 2-0 atas Internazionale Milan, headline surat kabar di seluruh Eropa menuliskan "kematian Catenaccio" dan surat kabar Belanda Algemeen Dagblad menyatakan: "..Sistem bermain Inter merusak esensi sepakbola, negative football (Catenaccio) telah hancur"

Total Football Pengertian dan Penelitian Pribadi


Michels didapuk menjadi pelatih pada Piala Dunia 1974 oleh KNVB. Sebagian besar skuad emas 1974 terdiri dari pemain Ajax dan Feyenoord. Namun, Rob Rensenbrink lah satu-satunya pemain dari luar Eredivisie yaitu Anderlecht, setelah bermain untuk klub di negara tetangga, Belgia yang mana tidak terbiasa dengan sistem Total Football, ia tetap dipercaya oleh Michels dan mampu beradaptasi dengan baik. Selama turnamen Piala Dunia 1974, Belanda mulus melaju pada pertandingan penyisihan pertama dan kedua mereka, mengalahkan Uruguay (2-0), Argentina (4-0), Jerman Timur (2-0) dan Brasil (2-0) untuk mengatur pertemuan dengan tuan rumah Jerman Barat di Final, namun apa daya, takdir berkata lain.. Sepakbola berduka kala itu, Total Football yang menurut para pengamat sepakbola dan penggemarnya akan memeluk Trofi Piala Dunia 1974, harus bertekuk lutut pada sistem sepakbola pragmatis 3-5-2 ala Jerman Barat yang dikomandoi dengan apik oleh sang kapten yang berposisi Libero di lini belakang, Franz Beckenbauer.
Di Final.. Cruyff, Neeskens, Hanegem, dkk. berkesempatan menggebrak dahulu, umpan-mengumpan bola pendek khas de Oranje dan pergerakan tanpa bola yang dinamis menyihir pertahanan Jerman Barat, bola sempat diumpan hingga tiga belas kali sebelum kembali ke Cruyff di kotak penalti, yang kemudian menggiring bola dengan cepat kedalam dan dapat menghindari hadangan Berti Vogts kemudian berakhir ketika ia diganjal oleh Uli Hoeness. Wasit memberikan penalti dan rekan setimnya Johan Neeskens mengkonversi kesempatan di titik putih untuk memberikan Belanda berkesempatan memimpin 1-0, dengan 80 detik permainan berlalu, dan Jerman Barat bahkan tidak mampu menyentuh bola.
Selepas gol pertama tersebut, pergerakan Cruyff yang merupakan pemain kunci begitu dibatasi dengan efektif oleh Berti Vogts pada paruh kedua pertandingan. sedangkan Franz Beckenbauer, Uli Hoeness, Wolfgang Overath mendominasi lini tengah, dan Muller berhasil mencetak gol yang kemudian berhasil memungkinkan Jerman Barat menang dengan skor 2-1.
Tim Nasional Austria "Wunderteam" di tahun 1930-an juga disebut oleh beberapa kalangan sebagai tim nasional pertama yang bermain Total Football. Bukan suatu kebetulan bahwa Ernst Happel, pemain berbakat Austria pada 1940-an dan 1950-an yang kemudian menjabat sebagai pelatih Tim Nasional Belanda pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an. Dia memperkenalkan gaya sepakbola menyerang secara frontal dan pressure ketat serta permainan fisik kepada setiap lawan ketika melatih di ADO Den Haag dan Feyenoord Rotterdam. Happel mengelola tim nasional Belanda di Piala Dunia 1978, di mana mereka lagi-lagi finish sebagai runner-up, dan lalu para awak media menjuluki timnas Belanda sebagai "Singa Tanpa Mahkota". Hungaria juga memiliki peran besar dalam peletakan fundamen taktik Total Football pada tahun 1950, mendominasi sepak bola internasional dengan Tim Emas yang luar biasa, termasuk legenda seperti kapten Ferenc Puskás.

Salah Tafsir
Istilah Total Football sering disalah tafsirkan untuk menggambarkan setiap permainan sepakbola menyerang. Dalam bentuk Total Football yang paling murni, Total Football adalah pro-aktif (menekan secara konstan di daerah lapangan lawan, penguasaan bola secara total, menyerang dan bertahan secara kerjasama tim), bukan menyerang balik secara cepat, dan Total Football berdasarkan pertukaran posisi dan menekan daerah kekuasan bola lawan secara keras dan terus menerus (konstan).

Yang Serupa Dengan Total Football
FC Barcelona dan tim nasional Spanyol memainkan gaya sepak bola yang dikenal sebagai "tiki taka" yang berakarkan pada taktik Total Football. Apa yang kemudian dikenal sebagai tiki taka ini dikembangkan dan berevolusi dari gaya sepakbola Total Football yang oleh Johan Cruyff diaplikasikan dalam metode pelatihan di “Tubuh" La Masia dan Barcelona selama masa jabatannya sebagai manajer di Barcelona pada masa 1988-1995, sistem yang dikembangkan dan ditingkatkan ini, telah diterapkan oleh timnas Spanyol pada Euro 2008, Euro 2010, dan Piala Dunia 2012, yang dilatih Luis Aragones dan Vicente del Bosque, juga oleh FC Barcelona di bawah manajer Josep ‘Pep' Guardiola. Tiki-taka berbeda dari Total Football, dalam hal ini Tiki-Taka menempatkan penekanan lebih besar pada sirkulasi bola daripada pertukaran posisi pemain, Klub seperti Arsenal, Bayern Munich dan Ajax Amsterdam (era sekarang) memainkan gaya sepak bola yang mirip dengan Tiki-taka. Tetapi sering pula memanfaatkan bola panjang dan gaya dari masing-masing mereka sangat khas.

Sekilas Tentang Johan Cruyff
Tak lengkap rasanya membicarakan sepakbola indah Total Football Belanda tanpa memasukan pemain bintang satu ini, Johan Cruyff.
Johan Cruyff melakukan debut untuk Ajax Amsterdam saat berusia 17 tahun saat pertandingan melawan Grooningen (GVAV), Cruyff berhasil mencetak gol di awal debutnya, Ajax menang 3-1. Debutnya mengundang decak kagum para pengamat sepakbola negeri kincir angin dan para awak media kala itu.
Cruyff berhasil bergabung dengan Ajax Amsterdam atas rekomendasi pelatih Ajax Junior, Vic Buckingham. Vic melihat Cruyff memiliki potensi luar biasa dan visi sepakbola diatas rata-rata pemain sepakbola di usianya, beberapa orang mengatakan bahwa kehadiran Cruyff di Ajax tak lepas dari peran serta ibundanya yang bekerja sebagai janitor di klub tersebut. Ibundanya lah yang mengenalkan Cruyff pada usia 14 tahun kepada jajaran pelatih Ajax dan meminta mereka untuk mencoba mengikutsertakan Cruyff berlatih bersama pemain akademi Ajax yang lain.
Tak salah.. potensi kebintanganya berhasil membantu armada pasukan “Jendral" Rinus Michels merengkuh 3 gelar Eredivisie di Musim 1966, 1967, dan 1968, dilanjutkan dengan gelar bergengsi di ranah Eropa, UEFA Champions League musim 1971, '72, dan '73.



Video-Video yang Menjelaskan Total Football

























Sisanya silahkan anda cari di "Boss" Google atau "Boss" Youtube, hehehe,,
mungkin sekian penjelasan dari saya yang belum sepenuhnya memahami, terus dukung Sepakbola Menyerang, apapun timnya.. yuhhuuuuuuuuu!

Wassalamu'alaikum wa rohmatulloh!

"Gajah mati meninggalkan gading, para pioneer sepakbola modern meninggalkan taktik Total Football"


:D



Dari Berbagai sumber di Media Elektronik, Media Cetak dan hasil pengamatan si penulis selama 7 tahun.



Quotes
"UNTUK APA KAU GUNAKAN PEDANG, KALAU KAU BISA HANCURKAN MUSUHMU DENGAN TANK?'
(Rinus Michels)

"SEPAKBOLA ADALAH PERANG!"
(Rinus Michels)

"KALAHKAN EGOMU UNTUK PERMAINAN TIM!"
(Rinus Michels)

Total Football Pengertian dan Penelitian Pribadi

Related Posts: